Rabu, 22 Oktober 2014

System Bagi Hasil atau Sewa?



Yth.  Bapak Erwin,
        
Saya ingin mengisi waktu senggang dengan membuka counter makanan di sebuah food court di Jakarta. Setelah mendatangi lokasi dan menanyakan pengelolanya ternyata ada 2 pilihan, yaitu dengan system bagi hasil dan kedua dengan sistem sewa. Dikarenakan saya belum mempunyai pengalaman maka saya tidak tahu harus memilih yang mana. Dari segi bagi hasil, pembagiannya cukup besar untuk pengelola, sementara itu untuk sewa cukup mahal. Bagaimana pendapat Bapak? Mohon diberikan tips untuk menjalankan usaha makanan di food court.

Dorothea – Jakarta

Dear Ibu Dorothea,

            Memulai sesuatu yang baru menjadi tantangan yang menggairahkan jika dijalani dengan baik. Saran saya kerjakanlah bisnis yang memang ibu senangi. Jika Ibu memang senang memasak silakan menjalankannya, bukan karena mengisi waktu. Banyak cara untuk mengisi waktu dengan berbisnis,  namun tanpa passion dan spirit dalam mengerjakannya seringkali menyebabkan kegagalan. Saya bertemu seorang ibu yang berjualan tahu goreng dengan harga cukup murah namun sudah berjalan selama 4 tahun dan menurut cerita beliau sampai dapat membeli rumah. Beliau bercerita kalau usahanya adalah yang paling lama di tempat itu, yang lain sudah berganti bisnis dan berganti pemilik. Beliau mengerjakannya dengan sangat tekun. Menurut pengelola, yang bersangkutan hanya libur satu hari dalam seminggu dan selalu berdagang tanpa dibantu karyawan. Mungkin cerita ini menjadi sedikit gambaran dalam memulai bisnis makanan.
           Kalau ibu mendapatkan dua pilihan sistem, usul saya mulailah dengan bagi hasil. Sistem ini sebenarnya lebih menguntungkan pemilik tempat dari pada penyewa, namun dengan sistem ini resiko kegagalan karena biaya tetap untuk sewa tempat dan lainnya dapat dikurangi. Dan dengan system ini, biasanya Ibu dapat mencoba menu makanan apa yang disukai oleh konsumen di food court tersebut.   Jika ibu mempunyai karyawan yang mengelola kegiatan harian tidak terlalu kuatir masalah penyetoran penjualan karena uang dan laporannya dipegang oleh pengelola tempat tersebut yang mana biasanya dalam 1 bulan setoran penjualan yang sudah dibagi hasil akan ditransfer ke rekening Ibu.
            Di sisi lain, jika setelah beberapa waktu kalau Ibu sudah mendapatkan pola dan pendapatan yang stabil dengan sistem bagi hasil akan malah merugikan. Jadi kalau di awal untuk mengurangi resiko gagal karena biaya tetap, sekarang sistem bagi hasil justru memberatkan. Jadi jika penghasilan sudah stabil dan meningkat, cobalah buat simulasi bagaimana kalau Ibu sewa. Apakah sudah mulai menguntungkan? Jika sudah menguntungkan silakan Ibu berpindah dari sistem bagi hasil ke sistem sewa. Namun masalah lokasi kadang sangat krusial. Sewaktu akan berpindah kadang kala lokasi yang diinginkan sudah disewa oleh pihak lain. Jadi di sini perlu ada kejelian dari Ibu sebagai seorang entrepreneur dalam menentukan kapan akan pindah atau tidak.
Sebagai kesimpulan kedua buah sistem ini ada kekurangan dan kelebihan, tergantung keperluan dan keinginan Ibu. Semoga jawaban saya yang singkat ini dapat membantu ibu. Artikel-artikel yang ditulis dapat dibaca juga di http://1000pengusaha.wordpress.com. Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan, email ke erwin.halim.mba@gmail.com. Fb Erwin Halim MBA

Sumber : Koran Kontan, 06 Juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar