Yth. Bapak Erwin,
Saya ingin mengisi waktu senggang
dengan membuka counter makanan di
sebuah food court di Jakarta. Setelah
mendatangi lokasi dan menanyakan pengelolanya ternyata ada 2 pilihan, yaitu
dengan system bagi hasil dan kedua dengan sistem sewa. Dikarenakan saya belum
mempunyai pengalaman maka saya tidak tahu harus memilih yang mana. Dari segi
bagi hasil, pembagiannya cukup besar untuk pengelola, sementara itu untuk sewa
cukup mahal. Bagaimana pendapat Bapak? Mohon diberikan tips untuk menjalankan
usaha makanan di food court.
Dorothea – Jakarta
Dear Ibu Dorothea,
Memulai
sesuatu yang baru menjadi tantangan yang menggairahkan jika dijalani dengan
baik. Saran saya kerjakanlah bisnis yang memang ibu senangi. Jika Ibu memang
senang memasak silakan menjalankannya, bukan karena mengisi waktu. Banyak cara
untuk mengisi waktu dengan berbisnis,
namun tanpa passion dan spirit dalam mengerjakannya seringkali
menyebabkan kegagalan. Saya bertemu seorang ibu yang berjualan tahu goreng
dengan harga cukup murah namun sudah berjalan selama 4 tahun dan menurut cerita
beliau sampai dapat membeli rumah. Beliau bercerita kalau usahanya adalah yang
paling lama di tempat itu, yang lain sudah berganti bisnis dan berganti
pemilik. Beliau mengerjakannya dengan sangat tekun. Menurut pengelola, yang
bersangkutan hanya libur satu hari dalam seminggu dan selalu berdagang tanpa
dibantu karyawan. Mungkin cerita ini menjadi sedikit gambaran dalam memulai
bisnis makanan.
Di sisi
lain, jika setelah beberapa waktu kalau Ibu sudah mendapatkan pola dan pendapatan
yang stabil dengan sistem bagi hasil akan malah merugikan. Jadi kalau di awal
untuk mengurangi resiko gagal karena biaya tetap, sekarang sistem bagi hasil
justru memberatkan. Jadi jika penghasilan sudah stabil dan meningkat, cobalah
buat simulasi bagaimana kalau Ibu sewa. Apakah sudah mulai menguntungkan? Jika
sudah menguntungkan silakan Ibu berpindah dari sistem bagi hasil ke sistem
sewa. Namun masalah lokasi kadang sangat krusial. Sewaktu akan berpindah kadang
kala lokasi yang diinginkan sudah disewa oleh pihak lain. Jadi di sini perlu
ada kejelian dari Ibu sebagai seorang entrepreneur dalam menentukan kapan akan
pindah atau tidak.
Sebagai kesimpulan kedua buah sistem
ini ada kekurangan dan kelebihan, tergantung keperluan dan keinginan Ibu. Semoga jawaban saya yang singkat ini dapat membantu ibu. Artikel-artikel
yang ditulis dapat dibaca juga di http://1000pengusaha.wordpress.com. Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan, email ke erwin.halim.mba@gmail.com. Fb Erwin Halim MBA
Sumber : Koran Kontan, 06 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar