Rabu, 22 Oktober 2014

Bagaimana Bisnis Gratis Dapat Menguntungkan?



Yth.  Bapak Erwin,
 Saya tertarik beberapa bisnis digital yang menawarkan jasa atau produknya secara gratis. Sampai sekarang saya sudah menjalankan beberapa bisnis digital dan tidak memberi keuntungan. Bagaimana caranya sehingga bisnis gratis dapat menguntungkan perusahaan tersebut? Mohon penjelasan bapak.

Ilham - Serpong

Dear Pak Ilham,
            Memang bisnis gratis yang memberikan segala kemewahan kepada konsumennya atau user di dunia digital dan hal ini agak membingungkan. Bagaimana sosial media seperti facebook, twitter, aplikasi seperti whatapps, toko online gratis, dan iklan-iklan baris gratis itu hidup dan membiayai bisnisnya, apalagi memberi keuntungan.
            Sebuah prinsip yang harus kita pengang adalah : “Tidak ada yang gratis”. Jadi kalau melihat banyak perusahaan yang memberikan jasa gratis, sepenuhnya tidak pernah gratis. Pasti akan banyak yang berargumen bahwa konsumen memang menikmati semuanya secara gratis. Sayapun mengalaminya, terlihat semua gratis. Mempunyai email gratis seperti gmail yang memberi kuota besar, sampai sekarang tidak pernah di-charge. Lalu semua mengatakan dari mana uangnya? Saya buktikan bahwa waktu kita membicarakan beberapa brand di atas dalam artikel ini saja, pemilik brand tidak membayar iklan namun kita bicarakan. Jadi ini adalah iklan gratis yang terjadi begitu saja dilakukan oleh para user/ pengguna jasa mereka.
            Free” sebagai sebuah business model pernah dialami oleh Amazon.com justru untuk menarik konsumen-konsumen baru. Jadi rekrutmen konsumen dilakukan dengan mudah dan cepat. Amazon sempat mengalami target sales yang tidak sesuai. Jadi dengan mengambil 2 lini segment konsumen berbayar dengan menawarkan jasa cloud computing, Amazon justru meningkatkan jumlah sales. Lini yang pertama adalah konsumen yang gratis yang jumlahnya sangat amat banyak. Jadi konsumen yang gratis tadi menjadi target pasar dari 2 lini para konsumen berbayar yang ingin memasarkan produknya. Nah di sini terlihat subsidi silang dari konsumen gratis dan konsumen berbayar. Mendapatkan konsumen gratis berbicara tentang data base yang mana kalau dicari berbicara tentang biaya.
            Di dalam bisnis digital yang menggunakan “free  as business model” atau bisnis gratis ini para pemilik bisnis harus siap-siap dengan koceknya beberapa waktu (bisa bulanan maupun tahunan)  untuk terus menghidupi website-nya dan membiayai biaya operasional selain dari pada hosting yang semakin membesar (karena user semakin banyak), juga karyawan dan biaya overhead lainnya. Istilah “membakar uang” untuk bisnis ini sudah harus disiapkan oleh pemilik bisnis, yang tidak siap dan putus asa akan segera mundur dari bisnis ini. Yang bertahan dan berhasil akan dilirik oleh venture capital  (pemberi modal ventura) untuk menambahakan modalnya. Sehingga tidak sedikit perusahaan digital, yang bukan saja melambung, namun juga meledak pemasaran bisnisnya begitu dilirik venture capital sehingga menjadi sebuah perusahaan yang go public.
Semoga jawaban saya yang singkat ini dapat membantu bapak. Artikel-artikel yang di tulis dapat dibaca juga di http://1000pengusaha.wordpress.com. Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan, email ke erwin.halim.mba@gmail.com. Fb Erwin Halim MBA

Sumber : Koran Ko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar