Yth. Bapak Erwin,
Mohon dikupas lagi pak arti balik modal, banyak franchise/
kemitraan yang umbar janji ada yang meng hitung balik modal dari franchise fee saja
dan sebagian dari investasi. Agar tidak simpang siur.
Utomo Njoto melalui FB
Dear Pak Utomo,
Prinsipnya,
semua uang yang dikeluarkan oleh investor/ franchisee harus dihitung dan semua
hak bisa berupa asset yang dapat dinilai secara rupiah juga harus
diperhitungkan. Termasuk di dalamnya adalah uang yang dikeluarkan untuk sewa,
untuk renovasi, iklan yang dilakukan secara sendiri (bukan oleh franchisor) dan
setiap aktivitas yang seharusnya dikeluarkan uang untuk mengerjakannya.
Jika rumah
anda, ruko anda ataupun tanah yang akan anda bangun atau gunakan sebagai bagian
dari bisnis yang akan anda beli, seuanya harus diperhitungkan. Andaikata yang
melakukan renovasi juga anda sendiri hal ini juga harus diperhitungkan. Kalau anda menjadi salah satu bagian dari
organisasi bisnis yang anda beliu tersebut, baik sebagai managernya, sebagai
pengajar jika bisnis pendidikan, sebagai orang yang melayani toko, sebagai
supir yang mengantar barang atau apapun yang anda kerjakan sehungan dengan
bisnis tersebut, seharusnya diperhitungkan. Kenapa?
Andai kata uang
yang anda gunakan untuk membeli bisnis tersebut anda masukkan sebagai deposito
di bank, apakah anda masih perlu bekerja? Apakah rumah atau ruko anda terpakai?
Apakah anda harus mengurusi toko? Mengajar? Menjadi manager di bisnis itu? Atau
anda harus mengantar barang sebagai seorang driver? Tentu tidak! Jadi sangatlah
tidak fair jika dalam sebuah ilustrasi proyeksi keuangan hanya dimasukkan
franchise fee dan investasi lainnya yang hanya terlihat di kertas dan proyeksi menunjukkan kalau bisnis
tersebut cepat sekali pulang modal.
Kalau begitu
bisnis yang lama pulang modal juga bagus? Tidak juga. Dalam pameran franchise
beberapa lalu, saya mereview proyeksi keuangan sebuah bisnis yang balik modal
dalam 2 tahun meski sewa dan renovasi diperhitungkan, menjadi pertanyaan saya
adalah apakah investasi hamper 1 milyar rupiah dan calaon investor mendapat
beberapa belas juta setelah 2 tahun cukup menarik? Kadang kala biaya royalty
hanya menguntungkan pihak franchisor. Jadi harus dilihat apakah masuk akal dan
menarik dari investasi secara keseluruhan. Apakah perhitungan menyeluruh dan
memperhitungkan segala usaha yang franchisee lakukan namun tidak ada di
struktur organisasi dan apakah masuk akal secara investasi keuangan.
Untuk analisa pulang modal dikenal
yang namanya payback period yang menunjukkan waktu pulang modal. Sementara BEP
(Break Event Point) merujuk pada banyaknya unit barang atau jasa yang terjual
menurut rencana perbulan yang mana diasumsikan berapa banyak kemudian
diproyeksikan dalam berapa bulan tercapainya target. Namun seringkali
banyak yang salah istilah menjadi BEP
berapa lama tercapai, seharusnya Payback Preriod.
Hal terakhir yang sering diabaikan
adalah factor inflasi dan bunga bank. Kedua variable ini sering diabaikan dalam
menghitung pulang modal. Uang kita sekarang nilainya berbeda dengan uang kita 2
tahun lagi. Hal ini dapat meningkat karena ada bunga bank, namun dapat menurun
dikarenakan inflasi.
Semoga jawaban
saya yang singkat ini dapat membantu bapak. Artikel-artikel yang di tulis dapat
dibaca juga di http://1000pengusaha.wordpress.com. Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan, email ke erwin.halim.mba@gmail.com. Fb Erwin Halim MBA
Sumber : Koran Kontan, 04 Juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar