Rabu, 22 Oktober 2014

Pulang Modal Cepat?



Yth.  Bapak Erwin,

Mohon dikupas lagi pak arti balik modal, banyak franchise/ kemitraan yang umbar janji ada yang meng hitung balik modal dari franchise fee saja dan sebagian dari investasi. Agar tidak simpang siur.

Utomo Njoto melalui FB

Dear Pak Utomo,
            Terimakasih untuk pertanyaan bapak. Memang masalah balik modal banyak yang dimanipulasi sehingga terlihat cepat dapat balik modal dan seolah-olah biaya yang dikeluarkan cukup sebagian saja yang dihitung.
            Prinsipnya, semua uang yang dikeluarkan oleh investor/ franchisee harus dihitung dan semua hak bisa berupa asset yang dapat dinilai secara rupiah juga harus diperhitungkan. Termasuk di dalamnya adalah uang yang dikeluarkan untuk sewa, untuk renovasi, iklan yang dilakukan secara sendiri (bukan oleh franchisor) dan setiap aktivitas yang seharusnya dikeluarkan uang untuk mengerjakannya.
            Jika rumah anda, ruko anda ataupun tanah yang akan anda bangun atau gunakan sebagai bagian dari bisnis yang akan anda beli, seuanya harus diperhitungkan. Andaikata yang melakukan renovasi juga anda sendiri hal ini juga harus diperhitungkan.  Kalau anda menjadi salah satu bagian dari organisasi bisnis yang anda beliu tersebut, baik sebagai managernya, sebagai pengajar jika bisnis pendidikan, sebagai orang yang melayani toko, sebagai supir yang mengantar barang atau apapun yang anda kerjakan sehungan dengan bisnis tersebut, seharusnya diperhitungkan. Kenapa?
            Andai kata uang yang anda gunakan untuk membeli bisnis tersebut anda masukkan sebagai deposito di bank, apakah anda masih perlu bekerja? Apakah rumah atau ruko anda terpakai? Apakah anda harus mengurusi toko? Mengajar? Menjadi manager di bisnis itu? Atau anda harus mengantar barang sebagai seorang driver? Tentu tidak! Jadi sangatlah tidak fair jika dalam sebuah ilustrasi proyeksi keuangan hanya dimasukkan franchise fee dan investasi lainnya yang hanya terlihat di kertas  dan proyeksi menunjukkan kalau bisnis tersebut cepat sekali pulang modal.
            Kalau begitu bisnis yang lama pulang modal juga bagus? Tidak juga. Dalam pameran franchise beberapa lalu, saya mereview proyeksi keuangan sebuah bisnis yang balik modal dalam 2 tahun meski sewa dan renovasi diperhitungkan, menjadi pertanyaan saya adalah apakah investasi hamper 1 milyar rupiah dan calaon investor mendapat beberapa belas juta setelah 2 tahun cukup menarik? Kadang kala biaya royalty hanya menguntungkan pihak franchisor. Jadi harus dilihat apakah masuk akal dan menarik dari investasi secara keseluruhan. Apakah perhitungan menyeluruh dan memperhitungkan segala usaha yang franchisee lakukan namun tidak ada di struktur organisasi dan apakah masuk akal secara investasi keuangan.
Untuk analisa pulang modal dikenal yang namanya payback period yang menunjukkan waktu pulang modal. Sementara BEP (Break Event Point) merujuk pada banyaknya unit barang atau jasa yang terjual menurut rencana perbulan yang mana diasumsikan berapa banyak kemudian diproyeksikan dalam berapa bulan tercapainya target. Namun seringkali banyak  yang salah istilah menjadi BEP berapa lama tercapai,  seharusnya  Payback Preriod.
Hal terakhir yang sering diabaikan adalah factor inflasi dan bunga bank. Kedua variable ini sering diabaikan dalam menghitung pulang modal. Uang kita sekarang nilainya berbeda dengan uang kita 2 tahun lagi. Hal ini dapat meningkat karena ada bunga bank, namun dapat menurun dikarenakan inflasi.
            Semoga jawaban saya yang singkat ini dapat membantu bapak. Artikel-artikel yang di tulis dapat dibaca juga di http://1000pengusaha.wordpress.com. Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan, email ke erwin.halim.mba@gmail.com. Fb Erwin Halim MBA

Sumber : Koran Kontan, 04 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar