Selamat Tahun Baru Pak
Erwin,
Saya baru berliburan ke satu kota yang sangat
terkenal dengan industri pariwisatanya pada liburan natal dan tahun baru yang
baru lalu. Selama hampir seminggu saya tinggal di kota itu saya tertarik untuk berinvestasi
serta menjalankan bisnis yang berhubungan dengan pariwisata di kota itu dan
mulai berpikir mau berbisnis apa. Namun sangatlah mengecewakan sikap dari
beberapa pelaku bisnis yang “aji mumpung”
karena saya menjadi wisatawan lokal dan tidak dapat berbahasa lokal,
harga-harga barang yang sebelumnya lebih rendah mendadak naik (terlihat dari price list yang baru dirubah) dan banyak
yang menipu sana sini menjadi broker waktu saya mau membeli sesuatu dengan
barang kualitas 2 atau 3 bukan seperti yang dijanjikan. Saya jadi berpikir ulang apa kota yang terkenal
ramah ini mendadak berubah karena mengejar profit yang mumpung banyak wisatawan
datang masih dapat saya pilih untuk investasi, karena kemungkinan wisatawan
lain yang menjadi calon konsumen juga dikecewakan. Mohon pendapatnya.
Sunari – Bekasi
Dear Pak Sunari,
Saya percaya karena
indutri ini adalah industri jasa yang akan menyebarkan informasi dari mulut ke
mulut informasi yang baik maupun tidak untuk pelaku bisnis. Sangat disayangkan
kalau informasi yang tidak mendukung malah menyebar. Bisnis yang tetap menjaga
harga dan kualitas pastilah akan disukai konsumen. Pengalaman saya
berpariwisata, rumah makan misalnya, yang harganya masih wajar dan kualitasnya
baik akan dipenuhi pembeli. Yang “aji mumpung” juga dipenuhi pembeli, tapi
hanya pada waktu “high season” dan setelah itu penjualan drop lagi. Konsumen tidaklah
bodoh.
Jadi dalam industri
pariwisata yang belum bapak pilih ini mau berbisnis di bidang apa sebenarnya
peluangnya sangat besar apalagi di Indonesia. Menjaga etika pada waktu mendapat
kesempatan pada permintaan yang meningkat juga akan membantu marketing bisnis
bapak dengan lebih dipercaya. Gaya bisnis “hit
and run” saat ini sudah tidak menarik lagi, para pebisnis sudah beralih ke
bisnis yang bisa menjaga “continuous
competitive advantage” agar mempunyai keuntungan yang berkelanjutan. Usul
saya dengan melihat adanya gangguan yang baoak hadapi ini, ada kemungkinan
banyak wisatawan yang juga dikecewakan. Ini dapat menajdi peluang bagi bapak
membangun bisnis di kota itu dengan etis dan tetap profit.
Semoga jawaban saya yang singkat ini
dapat membantu bapak. Artikel-artikel yang di tulis dapat dibaca juga di http://1000pengusaha.wordpress.com Untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan, pembaca dapat
mengirim email ke erwin.halim.mba@gmail.com
Sumber : Koran Kontan, 03 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar